Pendahuluan
Seterika listrik adalah
alat yang dipanaskan dengan menggunakan daya listrik dan digunakan untuk
menghilangkan kerut- kerut pada pakaian atau baju atau lainnya yang terbuat
dari kain sehingga licin dan rapi.
Pada saat ini ada banyak
jenis seterika, dari yang untuk keperluan rumah tangga sampai industri seperti
hotel, rumah sakit, dan lain-lain.
Gambar 1 Jenis-jenis seterika
Bagian panas dari
seterika pada awalnya dibuat dari besi sehingga ada masalah dengan
kebersihannya akibat karat pada besi. Hasil perbaikannya, pada saat ini, bagian
pemanasnya dibuat dari alumunium atau stainless steel. Panas dari seterika
modern dikendalikan dengan termostat yang fungsinya untuk mengendalikan suhu
relatif konstan sesuai dengan kebutuhan, jenis kain dan tingkat kehalusan hasil
setrikaan.
Bagian-Bagian
Utama dan Fungsinya
Bagian-bagian utama
seterika bervariasi tergantung dari jenis fitur yang ditawarkan. Namun pada
umumnya, seterika terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
1. Kabel daya
Kabel daya ini terbuat
dari kabel fleksibel (dengan inti serabut) yang dibungkus dengan bahan isolasi
kain menjadikannya tetap lentur sehingga tidak mudah putus dan aman dari bahaya
sengatan listrik.
Gambar
2 Kabel daya
Kabel daya pada seterika ada yang arahnya
bisa diatur sehingga memudahkan dalam proses penyetrikaannya.
2. Elemen pemanas
Elemen pemanas adalah suatu elemen
yang akan membangkitkan panas bila dialiri arus listrik. Dari elemen pemanas
inilah sumber energi panas dibangkitkan.
Gambar 3 Elemen pemanas
Elemen pemanas diletakkan antara besi
pemberat dan alas seterika.
3. Alas
Alas seterika adalah
bagian seterika yang akan bersentuhan langsung dengan kain yang diseterika.
Alas seterika dibuat dari bahan anti karat seperti alumunium, stainless steel
atau minimal dengan lapisan bahan anti karat dan anti lengket (Teflon) agar tidak
mudah kotor dan mengotori kain yang diseterika.
Gambar
4 Jenis alas seterika
4. Lampu indikator
Hampir semua seterika
listrik dilengkapi dengan indikator lampu. Indikator lampu digunakan sebagai
tanda bahwa seterika telah tersambung dengan sumber tegangan atau tidak (ON
atau OFF). Bila lampu menyala berarti ada arus listrik yang mengalir ke
seterika (ON) dan sebaliknya bila lampu mati berarti tidak ada arus listrik
yang mengalir (OFF). Matinya lampu indikator juga menunjukkan bahwa seterika
telah mencapai suhu maksimumnya.
5. Penutup dan pemberat:
Penutup atau selungkup
seterika dibuat dari bahan isolasi untuk mencegah bahaya sengatan listrik. Di
samping itu, penutup juga yang anti panas guna mencegah bahaya sentuhan ke
bagian tubuh manusia. Pemberat biasanya terbuat dari besi dan sesuai dengan
namanya, fungsinya sebagai pemberat seterika agar memudahkan dalam pemakaiannya.
Gambar
5 Penutup dan pemberat
Bentuk penutup dan pemberat tergantung
pada model seterika.
6. Pengatur On-Off dan suhu:
Hampir semua seterika
dilengkapi dengan pengatur suhu sehingga tinggi rendahnya suhu dapat
disesuaikan dengan jenis tekstil/kain yang akan diseterika. Pengatur suhu ini biasanya
menggunakan prinsip bimetal.
Gambar
6 Saklar dan pengatur suhu
7. Reservoir air dan
slang uap
Seterika dengan fitur
semburan uap dilengkapi dengan reservoir air dari mana uap diproduksi. Reservoir
air ini dapat diisi air kembali dengan mudah. Bila tidak diperlukan semburan
uap, reservoir air dibiarkan kosong (tidak perlu diisi). Hal ini tidak menjadi
masalah.
Setelah selesai
pemakaian, reservoir air ini harus dalam keadaan kosong untuk menghindari
korosi.
Untuk merk tertentu
reservoir dibuat transparan dan dilengkapi dengan lampu dengan warna cahaya
tertentu sehingga level air dalam reservoir dapat terlihat dengan jelas.
8. Tangkai pemegang
seterika
Tangkai pemegang seterika
terbuat dari bahan isolasi (kayu atau plastik). Ini dimaksudkan apabila ada
kebocoran arus listrik tidak membahayakan pemakaianya.
Gambar
7 Tangkai seterika
Prinsip
kerja seterika listrik
Bila seterika dihubungkan
ke sumber tegangan listrik dan dihidupkan (ON), maka arus listrik mengalir
melalui elemen pemanas. Dengan adanya arus listrik yang mengalir ini, elemen pemanas
membangkitkan panas. Panas ini kemudian disalurkan secara konduksi pada
permukaan dasar seterika (permukaan yang digunakan untuk melicinkan pakaian).
Panas yang dibangkitkan ini akan terus meningkat bila arus listrik terus
mengalir.
Oleh
karena itu, bila seterika tidak dilengkapi dengan pengatur suhu, untuk mencegah
terjadinya panas lebih seterika harus diputuskan dari sumber listriknya dan disambungkan
kembali bila suhu mulai kurang.
Demikian
kondisi ini terjadi secara berulang. Namun, bila seterika sudah dilengkapi
dengan pengatur suhu, maka seterika akan memutuskan aliran listriknya secara
otomatis bila suhu telah mencapai maksimal. Sebaliknya bila suhu menurun sampai
harga tertentu, seterika juga akan secara otomatis menghubungkan aliran listrikya.
Demikian siklus kerja otomatis ini berulang.
Hal-hal yang diperhatikan dalam
penggunaan
- Beberapa seterika komersial mempunyai boiler yang terpisah dari seterikanya dan dilengkapi dengan katup pengatur jumlah semburan uap.
- Penyeterikaan pada umumnya dilakukan di atas meja seterikaan yang dilipat yang bagian atasnya dilapisi dengan bahan anti panas.
- Meja seterikaan jenis tertentu dilengkapi dengan elemen pemanas dan pedal vakum untuk menyedot air melalui permukaan meja sehingga kain/bahan yang diaturerika dalam keadaan kering.
- Pada loundry komersial, biasanya menggunakan tekanan uap untuk menyeterika tidak seperti seterika biasa.
- Seterika seringkali menyebabkan kebakaran dan luka akibat dari panas dan beratnya. Hal ini terjadi bila seterika terjatuh dari atas meja dan menimpa orang.
Bagaimana memilih seterika
- Pilih model yang membuat penyeterikaan bisa dilakukan dengan mudah.
- Sesuaikan seterika dengan tangan anda. Sangatlah penting memilih seterika yang mempunyai tangkai pemegang sesuai dengan tangan anda. Berat seterika juga perlu dipertimbangkan.
- Bila bahan yang akan diaturerika bermacam-macam maka perlu dipilih seterika dengan uap yang cukup banyak. Misalnya, kalau bahan terdiri dari bahan serat alami (linen, cotton) perlu uap cukup banyak. Untuk bahan-bahan sintetik cukup dengan uap yang lebih sedikit.
- Pilih yang ada saklar pengaturannya yang terlihat jelas dan dapat digunakan dengan mudah. Misalnya pengaturan untuk jenis-jenis bahan yang akan diseterika kelihatan jelas dan tidak membingungkan.
Perawatan
seterika
Ada banyak jenis dan
fitur seterika, maka dari itu, cara pemeliharaan dan perawatannya juga berbeda
antara satu dan lainnya. Berikut ini adalah contoh pemeliharaan dan perawatan
seterika yang bertenaga listrik.
1. Kabel daya:
Kabel daya merupakan
saluran daya listrik dari sumber ke seterika. Seterika biasanya dalam
pemakaiannya akan bergerak ke segala arah sesuai dengan kebutuhan. Akibat dari
pergerakan ini seringkali membuat kabel tergulung dan melintir dan gulungan/pelintiran
yang berjalan dalam waktu lama bisa menggoyahkan sambungan dan dudukan terminal,
merusakkan isolasi dan bahkan bisa memutuskan kabel penghubungnya. Kontak yang
tidak kuat/longgar akan mengakibatkan pemanasan setempat atau percikan api
listrik yang bisa menyebabkan bahaya kebakaran. Kabel yang isolasinya
mengelupas atau rusak akan menimbulkan bahaya sengatan listrik bagi manusia.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan perlu dilakukan
pengecekan dan pengencangan terminalterminal sambungan, pengisolasian kembali
bagian kabel yang mengalami kerusakan isolasinya atau mengganti kabel dayanya.
2. Seterika tidak panas
Bila setelah dihubungkan
ke sumber listrik, seterika tidak panas, sementara lampu indikator mati, maka
perlu diperiksa sumber tegangan. Jika sumber ada tegangannya maka perlu
diperiksa saklar/saklar On/Off. Jika saklar/saklar belum di”On”kan maka
“On”kanlah. Jika setelah di”On”kan, seterika masih tetap tidak panas, maka
lakukan langkah 3.
3. Periksalah dan kencangkan
koneksikoneksi terminal dan kemudian periksalah apakah kabelnya masih dalam
keadaan baik dengan menggunakan multitester pada posisi Ohmmeter. Pemeriksaan
dilakukan pada ujung tusuk kontak kabel daya. Jika berdasarkan hasil pengecekan
ternyata terhubung maka seterika siap untuk dioperasikan. Namun jika ternyata
tidak ada hubungan maka dilakukan langkah 4.
4. Lepas terminal
sambungan antara kabel daya dan elemen pemanas. Kemudian periksa kondisi kabel
dan elemen pemanasnya seperti yang dilakukan pada langkah 3. Jika ditemukan
bagian yang putus pada kabel maka gantilah/sambunglah kabelnya, namun jika
ditemukan bahwa yang terputus adalah elemen pemanasnya maka gantilah dengan yang
baru.
5. Bila pengaturan panas
yang tidak berfungsi dengan baik, seperti setelah dilakukan pengaturan pada
suhu atau untuk jenis kain tertentu seterika tidak memberikan respon
sebagaimana yang seharusnya, berarti perlu penggantian komponen kontrolnya.
6. Dalam penggantian
kabel atau elemen yang baru, spesifikasinya harus disesuaikan dengan yang lama.
Pemeriksaan
dan pelaporan hasil kerja perawatan
Setelah selesai perawatan
harus dilakukan pemeriksaan terhadap kerja seterika. Pemeriksaan meliputi:
1. Panas seterika
Beberapa saat setelah
seterika dihidupkan harus timbul panas pada permukaan bagian bawah seterika.
Semakin lama waktu maka panas akan semakin meningkat.
2. Pengaturan suhu
Seterika akan mati secara
otomatis bila suhunya mencapai suhu yang diatur pada saklar pengatur suhunya.
Sebaliknya, seterika akan hidup kembali ketika suhunya lebih rendah dari
pengaturan suhunya.
3. Untuk seterika uap,
selama masih terdapat air pada reservoirnya dan seterika dalam keadaan cukup
panas, maka uap akan selalu keluar dari rongga-rongga uap seterika.
4. Berdasarkan hasil
pemeriksaan ini kemudian dibuat laporan hasil pemeriksaan dan kerja sebagai
bukti bahwa telah dilakukan pengujian terhadap kinerja seterika. Disamping itu,
harus dilaporkan pula tentang jenis kerusakan, bagian/komponen yang diperbaiki
dan atau diganti.
Laporan ini sangat diperlukan
pada perawatan berikutnya, yaitu bila alat yang sama mengalami kerusakan lagi.
Referensi :
1. Prih Sumardjati, dkk., TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID
2, 2008.
No comments:
Post a Comment