Induktansi Bersama dan Operasi Dasar

Pada Gambar 1(a) dilakukan percobaan dengan melilitkan koil dari kawat berisolasi disekeliling bahan ferromagnetik dalam hal ini inti besi, kemudian koil dialirkan energi listrik dengan sumber tegangan AC.
Gambar 1 Belitan koil pada inti besi yang diberi energi listrik
Sebagai induktor, reaktansi induktif pada koil inti besi melawan tegangan yang diterapkan. Reaktansi induktif membatasi arus yang mengalir melalui koil dan diberikan oleh persamaan XL = 2πfL and I=E/X (atau I=E/Z). Untuk penyelesaian pada contoh ini terlebih dahulu kita membutuhkan pandangan yang lebih rinci tentang interaksi antara tegangan, arus dan fluks magnetik dalam peralatan.
Hukum Tegangan Kirchhoff menjelaskan bahwa jumlah aljabar seluruh tegangan dalam loop harus sama dengan nol. Dalam contoh ini, kita dapat menerapkan hukum dasar tentang listrik untuk menjelaskan tegangan dari sumber dan tegangan pada induktor. Dalam satu sumber, rangkaian satu beban, tegangan jatuh yang melalui beban harus sama dengan suplai tegangan sumber, dengan asumsi tegangan jatuh nol sepanjang penghubung resistansi. Dengan kata lain, beban (koil induktor) harus menghasilkan tegangan sama dalam besar dan berlawanan terhadap sumber. Jika bebannya resistor (Gambar 1(b)), tegangan jatuhnya berasal dari rugi-rugi energi listrik, gesekan dari elektron yang mengalir melalui resistansi. Dengan menggunakan induktor yang sempurna (tanpa resistansi dalam kawat koil), melawan tegangan yang berasal dari mekanisme lain: reaksi terhadap perubahan fluks magnetik dalam inti besi. Ketika arus AC berubah, fluks berubah, dan perubahan fluks menginduksi EMF balik.
Michael Faraday menemukan hubungan matematika antara fluks magnetik (Φ) dan tegangan induksi dengan persamaan:

Tegangan sesaat (tegangan jatuh pada beberapa saat dalam waktu) melalui koil adalah sama dengan jumlah lilitan koil yang mengelilingi inti (N) dikali dengan perubahan rata-rata sesaat dalam fluks magnetik (dΦ/dt) yang terhubung dengan koil. Pada gambar 2 menunjukkan gelombang sinus (tegangan sumber sinusoidal), sedangkan gelombang fluks terbelakang 90o terhadap gelombang tegangan.



Gambar 2 Fluks magnetik terbelakang terhadap tegangan sebesar 90o
Fluks magnetik yang melalui bahan ferromagnetik adalah analogi dengan arus yang melalui konduktor yang didorong oleh sejumlah gaya. Dalam rangkaian listrik, gaya pendorongnya adalah tegangan (electromotive force atau EMF). Dalam rangkaian magnet gaya pendorongnya adalah magnetomotive force atau mmf.
Dalam contoh tersebut, mmf dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan fluks magnetik (Φ) harus disuplai oleh perubahan arus melalui koil. Magnetomotive force dihasilkan oleh koil elektromagnet sama dengan jumlah arus yang melalui koil (dalam amper) dikali dengan jumlah lilitan dari koil yang mengelilingi inti (satuan SI untuk mmf adalah amp-turn). Karena hubungan matematika antara fluks dan mmf adalah sebanding dan mmf dan arus juga sebanding, arus yang melalui koil sama dalam fase dengan gelombang fluks seperti pada Gambar 3.

Gambar 3 Fluks magnetik, seperti arus tertinggal terhadap tegangan 90o 
Pada Gambar 3, arus bolak-balik yang melalui sebuah induktor tertinggal 90o terhadap tegangan yang diterapkan. Ini diperlukan untuk menghasilkan perubahan fluks magnet yang lajunya berubah menghasilkan tegangan yang berlawanan dalam fase dengan tegangan yang diterapkan. Karena arus ini menghasilkan gaya magnet (mmf) untuk inti, maka arus ini sering disebut arus magnetisasi (magnetizing current).
Pada kenyataannya arus yang melalui induktor inti besi tidak berbentuk sinusoidal sempurna, dikarenakan tidak liniernya kurva magnetisasi besi. Jika sebuah induktor terbuat dari bahan yang murah, menggunakan sedikit mungkin besi, fluks magnet akan mendekati saturasi dan akan menghasilkan gelombang arus magnetisasi yang terlihat seperti gambar berikut.

Gambar 4 Kerapatan fluks magnetik yang mendekati saturasi, gelombang arus terdistorsi 
Ketika bahan ferromagnetik mendekati saturasi fluks magnet, tingkat distorsi gaya medan magnet yang semakin besar dibutuhkan untuk menghasilkan peningkatan yang sama pada fluks medan magnet. Karena mmf sebanding dengan arus yang melalui koil magnet (mmf = NI, di mana “N” adalah jumlah lilitan kawat pada koil dan “I” adalah arus yang melalui koil), peningkatan yang besar dari mmf dibutuhkan untuk menyuplai peningkatan fluks dalam jumlah besar.

Referensi :
http://forum.allaboutcircuits.com/

No comments:

Post a Comment

Followers